RABU (13/4), ratusan pekerja seks komersial (PSK) Resosialisasi Argorejo, atau lebih populer dengan sebutan Sunan Kuning (SK), mengikuti pemeriksaan rutin serta pengobatan di Balai Pertemuan Resosialisasi tersebut. pemeriksaan kesehatan itu dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, Komisi Penanggulanga AIDS (KPA) Kota Semarang, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Griya Asa, serta Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Divisi HIV AIDS.
Kegiatan yang dilakukan secara serentak dan berkala di Kota Semarang dan Kabupaten Kendal di tiap tiga bulan sekali itu, dimaksudkan untuk mencegah penyebaran penyakit HIV AIDS serta penyakit infeksi Menular Seksual (IMS) pada diri PSK dengan program Pengobatan Presumtif Berkala (PPB).
“Pemeriksaan rutin dan berkala ini, kami lakukan untuk menekan penyebaran penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual tanpa kondom, di dalam maupun di luar nikah bagi pengidap IMS, seperti sifilis, GO, klamidia hepatitis B,” kata Ari Istradi, koordinator LSM Griya Asa PKBI Kota Semarang.
Pencegahan HIV
Ari menambahkan, program yang bertujuan untuk melakukan pemeriksaan, pencegahan, dan pengobatan terhadap penyakit hubungan seksual itu, difokuskan sebgai upaya pencegahan terhadap virus HIV. IMS bukan penyakit yang disebabkan oleh hubungan seksual, tetapi menular melalui hubungan seksual yang tidak memakai kondom. Sehingga, pengobatan IMS terhadap PSK tidak dapat mencegah penularan HIV.
Ketua Resosialisasi Argorejo, Suwardi Eko Putranto mengatakan, sebagaimana Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 2006 tentang penekanan HIV, AIDS, dan Pengobatan Intensif Berkala, pihaknya sangat menyambut baik program berkala tersebut. pihaknya pula, berjanji akan terus menyosialisasikan program pemerintah tersebut secara giat dan berkala pula. (dse)
Lahir di Sarolangun, 14 Desember 1985 -- TK Bunga Tandjung Sidareja, Kabupaten Cilacap -- SD Negeri Gunungsimping 03 Cilacap -- SMP Negeri 4 Cilacap -- SMA Negeri 1 Sidareja, Kabupaten Cilacap -- Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang --
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Khansa Zahra Najwalni
Jepret
Database Deni
-
WARGA Perumahan Taman Puri Sartika mengeluhkan minimnya perhatian Pemkot Semarang atas berbagai persoalan yang menimpa mereka. Menurut warga...
-
PERNAH dengar sebutan ayam ketawa? Tak perlu jauh-jauh ke Sidrap, Sulawesi selatan, untuk melihat ayam unik tersebut. Di Semarang, ayam yan...
-
KONDISI Terminal Penggaron saat ini ibarat “mati suri”. Bis-bis memang masih mau masuk, tapi nyaris hanya numpang lewat, membayar retribusi,...
-
TAMAN Menteri Supeno menjadi sangat sibuk pada siang hari. Taman yang biasanya sepi itu dipadati pengunjung berbagai stan, yang menjual anek...
-
DATANG dan melihat, Gunungpati, menghadirkan rasa nyess . Bayangkan, kalau ada lahan seluas empat hektar, yang ditanami cabe dengan buah-bu...
-
RABU (13/4), ratusan pekerja seks komersial (PSK) Resosialisasi Argorejo, atau lebih populer dengan sebutan Sunan Kuning (SK), mengikuti pem...
-
DERETAN pohon karet yang berbaris rapi nan hijau di sisi kanan-kiri jalan, disertai dengan kicauan burung di pagi hari, seakan-akan menjadi...
-
PEMBUDIDAYAAN kepiting soka ( soft shell ) di Tugu, Semarang, bangkrut. Usaha itu hanya bertahan setahun karena tambak pembudidayaan sering ...
-
KAMPUS SMP 5 Semarang, Kagok, seperti menjelma lokasi syuting kejar tayang. Di hampir setiap sudut sekolah, terdapat sekumpulan orang yang t...
-
PERSATUAN Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Karimata, Semarang mempertanyakan kinerja Pemkot Semarang soal penertiban para pedagang kaki lima ...
0 komentar:
Posting Komentar