PELAKSANAAN Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi Jawa Tengah 2011 yang dilaksanakan tertutup dinilai menyalahi UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan publik. Pendapat ini disampaikan Wakil Ketua Komisi II DPR Abdul H Naja.
Menurut Abdul, undang-undang tersebut menyatakan setiap orang berhak memperoleh informasi, melihat, dan mengetahui informasi yang sedang disampaikan. Selain itu, masyarakat pun berhak menghadiri pertemuan publik yang terbuka untuk umum dan memperoleh salinan informasi yang kemudian disebarluaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
“Termasuk wartawan, mereka kan juga publik yang memiliki hak sama dengan yang lain. dari informasi itu, dapat diketahui oleh masyarakat secara luas. Intinya, tidak ada yang ditutup-tutupi,” kata Abdul.
Dia menambahkan, apabila melihat kondisi seperti itu, tentu akan mengundang permasalahan baru. Masyarakat atau publik akan bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi di dalam Pemprov Jateng saat ini sehingga musrenbang dilaksanakan secara tertutup.
Secara terpisah, Ketua Komisi Informasi Publik Jateng, Rahmulyo Wibowo mengatakan, dalam kasus Musrenbang Jateng, masyarakat harus membedakan pengertian tertutup itu. Apakah yang dimaksud itu dilaksanakan di ruangan tertutup atau tertutup bagi publik. “Apabila tertutup bagi publik, hal itu bertentangan dengan undang-undang karena musyawarah apapun harus terbuka,” kata Rahmulyo.
Sementara itu, menanggapi kasus laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) anggaran 2010, pengamat politik Undip Semarang, Teguh Yuwono mengatakan, terjadinya penjiplakan atau copi paste LKPJ tidak terlepas dari keteledoran Gubernur Jateng yang malas membaca laporan tersebut sebelum menyerahkannya kepada DPRD Jateng.
“Hal itu yang harus disikapi serius oleh Gubernur Jateng. Sesibuk apapun, tugas Gubernur ya harus membaca dan mengontrol,” kata Teguh. (dse)
Lahir di Sarolangun, 14 Desember 1985 -- TK Bunga Tandjung Sidareja, Kabupaten Cilacap -- SD Negeri Gunungsimping 03 Cilacap -- SMP Negeri 4 Cilacap -- SMA Negeri 1 Sidareja, Kabupaten Cilacap -- Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang --
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Khansa Zahra Najwalni
Jepret
Database Deni
-
WARGA Perumahan Taman Puri Sartika mengeluhkan minimnya perhatian Pemkot Semarang atas berbagai persoalan yang menimpa mereka. Menurut warga...
-
PERNAH dengar sebutan ayam ketawa? Tak perlu jauh-jauh ke Sidrap, Sulawesi selatan, untuk melihat ayam unik tersebut. Di Semarang, ayam yan...
-
KONDISI Terminal Penggaron saat ini ibarat “mati suri”. Bis-bis memang masih mau masuk, tapi nyaris hanya numpang lewat, membayar retribusi,...
-
TAMAN Menteri Supeno menjadi sangat sibuk pada siang hari. Taman yang biasanya sepi itu dipadati pengunjung berbagai stan, yang menjual anek...
-
DATANG dan melihat, Gunungpati, menghadirkan rasa nyess . Bayangkan, kalau ada lahan seluas empat hektar, yang ditanami cabe dengan buah-bu...
-
RABU (13/4), ratusan pekerja seks komersial (PSK) Resosialisasi Argorejo, atau lebih populer dengan sebutan Sunan Kuning (SK), mengikuti pem...
-
DERETAN pohon karet yang berbaris rapi nan hijau di sisi kanan-kiri jalan, disertai dengan kicauan burung di pagi hari, seakan-akan menjadi...
-
PEMBUDIDAYAAN kepiting soka ( soft shell ) di Tugu, Semarang, bangkrut. Usaha itu hanya bertahan setahun karena tambak pembudidayaan sering ...
-
KAMPUS SMP 5 Semarang, Kagok, seperti menjelma lokasi syuting kejar tayang. Di hampir setiap sudut sekolah, terdapat sekumpulan orang yang t...
-
PERSATUAN Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Karimata, Semarang mempertanyakan kinerja Pemkot Semarang soal penertiban para pedagang kaki lima ...
0 komentar:
Posting Komentar