Modal Tanam Cabe Simon Rp 200 juta

Minggu, 06 Februari 2011

DATANG dan melihat, Gunungpati, menghadirkan rasa nyess. Bayangkan, kalau ada lahan seluas empat hektar, yang ditanami cabe dengan buah-buah lebat bergelantungan. Pada saat harga cabe melambung tinggi di pasaran beberapa waktu terakhir, kita pasti bisa membayangkan berapa keuntungan yang diperoleh petani.
Nasib baik itu kini sedang berpihak pada Munasikin (30), petani asal Limbangan, Boja, yang menggarap kebun cabe empat hektar di Ngijo. "Sebenarnya, cabe bukan tanaman utama yang saya kelola di tempat ini. Cabe ini hanya sebagai tanaman tumpangsari, sedangkan tanaman utamanya jati solomon," ucap Simon, sapaan akrab Munasikin.
Ya, tanaman cabe Simon memang cuma usaha sampingan. Pada lahan yang disewanya Rp 4 juta setahun untuk jangka waktu 10 tahun itu, dia menanam ribuan batang tanaman jati solomon. Untuk mengisi waktu, dia menanam cabe.
"Setelah masa panen cabe selesai, tanaman tumpangsari akan saya ganti dengan jagung manis. Sebab, kalau dilanjutkan cabe lagi, hasil panennya tidak akan maksimal," katanya.
Simon mengaku, tiap Senin, Rabu, dan Sabtu, dia bersama 27 pekerja mampu memanen empat hingga lima kuintal cabe dari lahan tersebut. "Harga jual cabe merah Rp 40.000/kg dan cabe hijau Rp 13.000/kg (di tingkat petani). Para pembeli pun datang ke sini ketika kami panen, yang paling sering pedagang dari Salatiga yang juga punya kios sayur-mayur di Pasar Johar, Semarang," jelas pria lajang asal Dusun Gempol, Desa Ngesrep Balong, Limbangan, Kendal itu.
Untuk memulai usahanya, Simon mengeluarkan modal Rp 200 juta, termasuk untuk sewa lahan. Modal tersebut merupakan hasil kongsi dengan rekan kerjanya. Karena merupakan usaha patungan, hasil panen pun dibagi sesuai proporsi modal yang dikeluarkan. Di lahan tersebut, Simon mempekerjakan 12 orang di bagian perawatan dengan bayaran setiasp pekerja Rp 25.000/hari. Sementara saat panen dikerahkan sekitar 15 wanita yang dibayar Rp 20.000/hari/orang.
"Sebenarnya kalau harga normal, cuma jual cabe Rp 13.000/kg, petani sudah untung," tuturnya.
Selama ini, kata dia, keuntungan dari penjualan cabe digunakan untuk beriventasi. "Kami mau mengembangkan usaha. Saat ini kami sedang menyiapkan lahan seluas tujuh hektar untuk ditanami pohon aren di daerah Lerep, Ungaran, Kabupaten Semarang" tambah Simon.
(Deni Setiawan)

0 komentar:

Posting Komentar