PAGI itu, sekelompok orang berpakaian tentara berusaha menyerbu sebuah gedung yang diduga sebagai markas para teroris. Sebelumnya, lewat brifing, komandan pasukan telah mengatur strategi untuk membekuk teroris yang sedang bersembunyi itu.
Setelah semua tersusun rapi, perlengkapan senjata mulai dipersiapkan termasuk mengecek persediaan peluru agar ketika pertempuran berlangsung, tidak mati konyol oleh musuh, gara-gara kehabisan peluru.
Saat-saat yang dinanti akhirnya datang juga, sekitar sepuluh pasukan berseragam ala tentara mulai ada menyelusup ke semak-semak, ada pula yang bersembunyi di balik pohon. Tak lama kemudian, baku tembak mulai berlangsung.
Tapi, strategi teroris yang dipakai sangat ciamik, membuat pasukan pemberantas teroris kewalahan. Hampir satu jam pertempuran, pasukan teroris masih lima orang. Mengalami kondisi demikian, pasukan tentara pun mundur dan menyerah. Setelah dinyatakan berhenti dan selesai, orang-orang yang tertembak, tiba-tiba hidup lagi dan langsung mengambil air minum untuk melepas dahaga. Selain itu, kedua belah pihak yang bertikai pun, saling berjabat tangan sambil melepas tawa.
“Ya, namanya juga permainan, yang tadinya dianggap mati karena tertembak, bisa hidup lagi ketika sudah dianggap selesai. Semua itu bukan pertempuran nyata,”Dio Anggoro (20), staf program AMX Nogososro.
Komunitas Airsoft
Benar! Pertempuran itu hanyalah permainan yang sedang ditunjukkan oleh sebuah komitas airsoft yang bernama AMX Nogososro Semarang. Setiap Minggu mereka menggelar latihan rutin di kawasan Medan Latihan Drill, Teknis, dan Taktis Rindam IV Diponegoro Tembalang, Semarang.
Komunitas yang berdiri pada 10 Oktober 2010 ini, sebagai salah satu cabang dari AMX Squad Airsoft Team Indonesia yang berpusat di Bandung Jawa Barat. Secara keseluruhan, komunitas AMX telah memiliki 10 cabang di Indonesia dengan jumlah sekitar 350 orang.
Dilihat dari filosofi Agile, Mindfull, dan eXperience (AMX) yang merupakan nama sebuah tank. “Harapannya, para pencetus nama bisa menjadi salah satu klub airsoftgun yang solid, tangguh, kuat, dan bisa menjadi andalan, seperti halnya tank AMX, yang apabila diterjemahkan ke bahasa Indonesia adalah kelincahan, penuh perhitungan, dan pengalaman,” Handy Sakti (31), ketua harian AMX Nogososro.
Sebagai salah satu wakil komunitas di Jawa Tengah, AMX Nogososro telah memiliki anggota berjumlah 35 orang dari berbagai macam profesi. (deni setiawan)
Lahir di Sarolangun, 14 Desember 1985 -- TK Bunga Tandjung Sidareja, Kabupaten Cilacap -- SD Negeri Gunungsimping 03 Cilacap -- SMP Negeri 4 Cilacap -- SMA Negeri 1 Sidareja, Kabupaten Cilacap -- Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang --
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Khansa Zahra Najwalni
Jepret
Database Deni
-
WARGA Perumahan Taman Puri Sartika mengeluhkan minimnya perhatian Pemkot Semarang atas berbagai persoalan yang menimpa mereka. Menurut warga...
-
PERNAH dengar sebutan ayam ketawa? Tak perlu jauh-jauh ke Sidrap, Sulawesi selatan, untuk melihat ayam unik tersebut. Di Semarang, ayam yan...
-
KONDISI Terminal Penggaron saat ini ibarat “mati suri”. Bis-bis memang masih mau masuk, tapi nyaris hanya numpang lewat, membayar retribusi,...
-
TAMAN Menteri Supeno menjadi sangat sibuk pada siang hari. Taman yang biasanya sepi itu dipadati pengunjung berbagai stan, yang menjual anek...
-
DATANG dan melihat, Gunungpati, menghadirkan rasa nyess . Bayangkan, kalau ada lahan seluas empat hektar, yang ditanami cabe dengan buah-bu...
-
RABU (13/4), ratusan pekerja seks komersial (PSK) Resosialisasi Argorejo, atau lebih populer dengan sebutan Sunan Kuning (SK), mengikuti pem...
-
DERETAN pohon karet yang berbaris rapi nan hijau di sisi kanan-kiri jalan, disertai dengan kicauan burung di pagi hari, seakan-akan menjadi...
-
PEMBUDIDAYAAN kepiting soka ( soft shell ) di Tugu, Semarang, bangkrut. Usaha itu hanya bertahan setahun karena tambak pembudidayaan sering ...
-
KAMPUS SMP 5 Semarang, Kagok, seperti menjelma lokasi syuting kejar tayang. Di hampir setiap sudut sekolah, terdapat sekumpulan orang yang t...
-
PERSATUAN Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Karimata, Semarang mempertanyakan kinerja Pemkot Semarang soal penertiban para pedagang kaki lima ...
0 komentar:
Posting Komentar