PT Kereta Api (KA) Daerah Operasional (Daop) IV Semarang, masih menyelidiki anjloknya KA Bangunkarta Jurusan Jakarta-Jombang di Desa Tegowanu Kulon, Tegowanu, Grobogan, Minggu (10/4) sekitar pukul 00.00. Dugaan sementara, dua gerbong KA tersebut anjlok karena terjadi double spoor.
“Saat ini tim yang sedang menyelidiki penyebab anjloknya dua gerbong KA Bangunkarta, sementara menduga dikarenakan double spoor,” kata Sapto Hartoyo, Kepala Humas PT KA Daop IV Semarang.
Sapto menjelaskan, dugaan tersebut karena diketahui roda depan gerbong berada di jalur rel tetapi roda belakang keluar rel. selain itu, adanya salah satu standar operasi KA yang tidak dijalankan.
Human Error
Secara terpisah, Wakil Kepala PT KA Daop IV Semarang, Subagyo, tim Commite Ondersuch (CO) yang bertugas menyelidiki penyebab anjloknya KA Bangunkarta tersebut, mulai bekerja pada Senin (11/4) dengan mencari tahu Standar Operation Procedur (SOP) manakah yang tidak dijalankan secara normal. “Ini bukan kesalahan mekanis atau teknis. Kemungkinan besar diakibatkan human error karena semua sistem dioperasikan dari stasiun oleh manusia,” tambah Subagyo.
Sapto pun memperjelas, double spoor merupakan dugaan sementara, hasil pasti penyelidikan penyebab peristiwa tersebut akan dapat diketahui sekitar satu minggu kemudian. Walaupun tidak ada korban jiwa, pihaknya meminta maaf kepada masyarakat yang telah dirugikan akibat peristiwa itu. Termasuk para penumpang KA Bangunkarta yang berjumlah sekitar 400 orang.
“Proses evakuasi dua gerboing KA yang anjlok berhasil diselesaikan sekitar pukul 08.20. Setelah itu, kami melakukan perbaikan rel rusak selama dua jam, sepanjang 20 meter,” tambahnya. Kini perjalanan KA yang melintasi daerah tersebut sudah kembali normal. Meski begitu aparat terkait masih melakukan pengawasan intensif di lokasi anjlok KA itu. Langkah yang ditempuh untuk memastikan KA yang melintas dijamin aman.
Pihak Daop IV sendiri kini akan melakukan pengecekan jalur rawan yang dikhawatirkan terjadi musibah serupa. Apalagi sekarang ini, animo masyarakat untuk mengadakan perjalanan menggunakan KA semakin meningkat. (dse)
Lahir di Sarolangun, 14 Desember 1985 -- TK Bunga Tandjung Sidareja, Kabupaten Cilacap -- SD Negeri Gunungsimping 03 Cilacap -- SMP Negeri 4 Cilacap -- SMA Negeri 1 Sidareja, Kabupaten Cilacap -- Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang --
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Khansa Zahra Najwalni
Jepret
Database Deni
-
WARGA Perumahan Taman Puri Sartika mengeluhkan minimnya perhatian Pemkot Semarang atas berbagai persoalan yang menimpa mereka. Menurut warga...
-
PERNAH dengar sebutan ayam ketawa? Tak perlu jauh-jauh ke Sidrap, Sulawesi selatan, untuk melihat ayam unik tersebut. Di Semarang, ayam yan...
-
KONDISI Terminal Penggaron saat ini ibarat “mati suri”. Bis-bis memang masih mau masuk, tapi nyaris hanya numpang lewat, membayar retribusi,...
-
TAMAN Menteri Supeno menjadi sangat sibuk pada siang hari. Taman yang biasanya sepi itu dipadati pengunjung berbagai stan, yang menjual anek...
-
DATANG dan melihat, Gunungpati, menghadirkan rasa nyess . Bayangkan, kalau ada lahan seluas empat hektar, yang ditanami cabe dengan buah-bu...
-
RABU (13/4), ratusan pekerja seks komersial (PSK) Resosialisasi Argorejo, atau lebih populer dengan sebutan Sunan Kuning (SK), mengikuti pem...
-
DERETAN pohon karet yang berbaris rapi nan hijau di sisi kanan-kiri jalan, disertai dengan kicauan burung di pagi hari, seakan-akan menjadi...
-
PEMBUDIDAYAAN kepiting soka ( soft shell ) di Tugu, Semarang, bangkrut. Usaha itu hanya bertahan setahun karena tambak pembudidayaan sering ...
-
KAMPUS SMP 5 Semarang, Kagok, seperti menjelma lokasi syuting kejar tayang. Di hampir setiap sudut sekolah, terdapat sekumpulan orang yang t...
-
PERSATUAN Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Karimata, Semarang mempertanyakan kinerja Pemkot Semarang soal penertiban para pedagang kaki lima ...
0 komentar:
Posting Komentar