KOMUNITAS ini tidak memiliki sekretariat di dunia nyata. Sebab, aktivitas mereka lebih banyak berdenyut di situs jejaring pertemanan, Facebook.
Namanya, Proclaro (Progesif Classic Rock Community). Komunitas itu merupakan kelompok penggila music classic rock.
Proclaro berdiri pada 16 Oktober 2010 ini, yang dibentuk oleh Nugroho Wahyu Utomo dan kesembilan temannya. “Proclaro Semarang dibentuk sebagai distrik dari Proclaro Community di wilayah Semarang. Sebelumnya, telah berdiri Proclaro Community di Solo yang diprakarsai oleh Heri Guardi dan Sam,” kata Nugroho, yang akrab disapa NWU, koordinator Proclaro Semarang.
Selain tiu, Proclaro Semarang berbeda dengan distrik lainnya, komunitas ini beranggotakan dari kalangan muda dan dewasa. Mereka yang muda-muda adalah pemain band indie dan paham betul dengan rock klasik. “Dengan latar belakang anggota yang semacam itu, saat berdiskusi bisa lebih nyambung,” katanya.
Sesuai dengan namanya, kegiatan di komunitas tersebut lebih menitik beratkan semacam ajang diskusi antara penggemar music progresif dan rock klasik dari seluruh Indonesia melalui Facebook. Mereka kerap bertukar informasi tentang musisi progresif rock metal jazz dan rock klasik dari belahan mancanegara maupun Indonesia. Caranya, dapat dengan mendiskusikan video atau rekaman musik yang telah diunggah di Facebook.
Peserta diskusi di Facebook yang dadakan namun telah menjadi rutinitas ini bukan cuma dari Solo dan sekitarnya. Namun yang namanya jejaring sosial macam Facebook bisa disaksikan di belahan bumi manapun. Sehingga peserta diskusi ada yang berasal dari Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Semarang, Malang, bahkan sampai Kalimantan dan Sumatera,” kata NWU, yang pernah mengasuh program Classic Rock di Radio TOP FM Semarang tersebut.
Obrolan Tidak Resmi
Awal mula berdiri komunitas ini pun, kata NWU, melalui kegiatan diskusi dan obrolan yang tidak resmi di Facebook, yang kemudian memunculkan kata-kata pujian untuk tayangan video yang diunggah, yakni swiibbbzzzz (parody dari siiiipppppssss) dan azimthhh….. selain itu, berangkat dari gathering atau ngumpul-ngumpul semacam kopi darat komunitas ini pada 16 Juli 2010 di Klaten, yang dilanjutkan di Solo pada 5 Oktober 2010.
Selang seminggu kemudian, Proclaro Semarang resmi berdiri. “Dari situlah, timbul keinginan membangun Proclaro,” jelas pria yang telah mengoleksi 3.700 kaset rock klasik keluaran tahun 1960-an sampai dengan 1980-an itu.
Tercatat hingga kini, sudah 30 orang yang telah bergabung secara resmi dengan Proclaro Semarang. Mereka berasal dari orang yang ingin memahami musik-musik klasik, yang ingin berbagi pengetahuan dan member masukan kepada para pecinta maupun kolektor musik lawas tersebut. (deni setiawan)
Lahir di Sarolangun, 14 Desember 1985 -- TK Bunga Tandjung Sidareja, Kabupaten Cilacap -- SD Negeri Gunungsimping 03 Cilacap -- SMP Negeri 4 Cilacap -- SMA Negeri 1 Sidareja, Kabupaten Cilacap -- Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang --
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Khansa Zahra Najwalni
Jepret
Database Deni
-
WARGA Perumahan Taman Puri Sartika mengeluhkan minimnya perhatian Pemkot Semarang atas berbagai persoalan yang menimpa mereka. Menurut warga...
-
PERNAH dengar sebutan ayam ketawa? Tak perlu jauh-jauh ke Sidrap, Sulawesi selatan, untuk melihat ayam unik tersebut. Di Semarang, ayam yan...
-
KONDISI Terminal Penggaron saat ini ibarat “mati suri”. Bis-bis memang masih mau masuk, tapi nyaris hanya numpang lewat, membayar retribusi,...
-
TAMAN Menteri Supeno menjadi sangat sibuk pada siang hari. Taman yang biasanya sepi itu dipadati pengunjung berbagai stan, yang menjual anek...
-
DATANG dan melihat, Gunungpati, menghadirkan rasa nyess . Bayangkan, kalau ada lahan seluas empat hektar, yang ditanami cabe dengan buah-bu...
-
RABU (13/4), ratusan pekerja seks komersial (PSK) Resosialisasi Argorejo, atau lebih populer dengan sebutan Sunan Kuning (SK), mengikuti pem...
-
DERETAN pohon karet yang berbaris rapi nan hijau di sisi kanan-kiri jalan, disertai dengan kicauan burung di pagi hari, seakan-akan menjadi...
-
PEMBUDIDAYAAN kepiting soka ( soft shell ) di Tugu, Semarang, bangkrut. Usaha itu hanya bertahan setahun karena tambak pembudidayaan sering ...
-
KAMPUS SMP 5 Semarang, Kagok, seperti menjelma lokasi syuting kejar tayang. Di hampir setiap sudut sekolah, terdapat sekumpulan orang yang t...
-
PERSATUAN Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Karimata, Semarang mempertanyakan kinerja Pemkot Semarang soal penertiban para pedagang kaki lima ...
Betway Casino Review - Woori Says it Has Ruined
Betway Casino review · A huge selection of sports and 다파벳 games 울산광역 출장안마 offered 오산 출장안마 on a wide range of sports, including football, horse 제주도 출장안마 racing and cricket 부천 출장안마