UNDIP menduduki urutan keempat dari 60 perguruan tinggi negeri di Indonesia dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) melalui jalur undangan 2011. Tiga PTN di atas Undip, yakni UGM Yogyakarta, UI Jakarta, dan Unpad Bandung.
“Jumlah pendaftar yang melalui SNMPTN jalur undangan di Undip hingga batas akhir pendaftaran pada 12 Maret lalu telah mencapai 22.732 orang,” kata Rektor Undip, Prof Sudharto P Hadi.
Dia menambahkan, jumlah pendaftar sebanyak itu, Undip menduduki peringkat keempat dari total pendaftar sebanyak 32.000 orang yang mendaftar di 60 PTN yang mengikuti SNMPTN jalur undangan.
Hal itu, kata Sudharto, dipengaruhi oleh banyaknya program studi yang ditawarkan, semakin banyak program studi yang diminati, otomatis akan memengaruhi jumlah tersebut.
“Pada tahun akademik 2011/2012, Undip menawarkan 43 program studi. Di program eksakta, pendaftar terbanyak di Fakultas Kedokteran dengan total 2.219 pendaftar pilihan pertama dan 2.729 pendaftar pilihan kedua,” katanya.
Sementara itu, tambahnya, prodi sosial yang terbanyak adalah Akuntansi dengan 1.496 pendaftar pilihan pertama dan 1.721 pendaftar pilihan kedua. Seluruh pendaftar tersebut, akan disaring lagi menjadi sekitar 20 persen dari daya tampung sekitar 8.445 mahasiswa di program strata I (S-1).
“Komitmen kami, setelah penyaringan mahasiswa baru melalui SNMPTN, baik jalur undangan maupun tes tertulis, hanya sebesar 60 persen dari total mahasiswa Undip. Sisanya, yang 40 persen itu akan diambilkan dari seleksi jalur mandiri,” kata rektor yang juga pakar lingkungan tersebut.
Dia mengungkapkan, jalur undangan pada SNMPTN yang menduduki peringkat pertama adalah UGM Yogyakarta yang menawarkan 68 prodi, kedua UI Jakarta dengan 55 prodi, dan Unpad Bandung dengan 51 prodi. (dse)
Lahir di Sarolangun, 14 Desember 1985 -- TK Bunga Tandjung Sidareja, Kabupaten Cilacap -- SD Negeri Gunungsimping 03 Cilacap -- SMP Negeri 4 Cilacap -- SMA Negeri 1 Sidareja, Kabupaten Cilacap -- Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang --
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Khansa Zahra Najwalni
Jepret
Database Deni
-
WARGA Perumahan Taman Puri Sartika mengeluhkan minimnya perhatian Pemkot Semarang atas berbagai persoalan yang menimpa mereka. Menurut warga...
-
PERNAH dengar sebutan ayam ketawa? Tak perlu jauh-jauh ke Sidrap, Sulawesi selatan, untuk melihat ayam unik tersebut. Di Semarang, ayam yan...
-
KONDISI Terminal Penggaron saat ini ibarat “mati suri”. Bis-bis memang masih mau masuk, tapi nyaris hanya numpang lewat, membayar retribusi,...
-
TAMAN Menteri Supeno menjadi sangat sibuk pada siang hari. Taman yang biasanya sepi itu dipadati pengunjung berbagai stan, yang menjual anek...
-
DATANG dan melihat, Gunungpati, menghadirkan rasa nyess . Bayangkan, kalau ada lahan seluas empat hektar, yang ditanami cabe dengan buah-bu...
-
RABU (13/4), ratusan pekerja seks komersial (PSK) Resosialisasi Argorejo, atau lebih populer dengan sebutan Sunan Kuning (SK), mengikuti pem...
-
DERETAN pohon karet yang berbaris rapi nan hijau di sisi kanan-kiri jalan, disertai dengan kicauan burung di pagi hari, seakan-akan menjadi...
-
PEMBUDIDAYAAN kepiting soka ( soft shell ) di Tugu, Semarang, bangkrut. Usaha itu hanya bertahan setahun karena tambak pembudidayaan sering ...
-
KAMPUS SMP 5 Semarang, Kagok, seperti menjelma lokasi syuting kejar tayang. Di hampir setiap sudut sekolah, terdapat sekumpulan orang yang t...
-
PERSATUAN Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Karimata, Semarang mempertanyakan kinerja Pemkot Semarang soal penertiban para pedagang kaki lima ...
0 komentar:
Posting Komentar