KAMPOENG Wisata Taman Lele yang terletak di Jalan Raya Walisongo Km 10, Ngaliyan, Semarang akan ditata ulang pada 2011 ini. namun, hingga saat ini, belum diketahui pasti kapan pembenahan tersebut dilakukan karena pengelola masih menunggu dana APBD cair.
“Saat ini, kami masih menunggu. Jika sudah cair, langsung kami tata ulang,” kata Endang Rimayati, kepala UPTD Kampoeng Wisata Taman Lele Kota Semarang, baru-baru ini.
Berdasarkan pantauan, kondisi tempat wisata yang seluas 2,2 hektar itu hampir sama dengan beberapa obyek lain di Kota Semarang, yakni tak terpeliharanya dengan baik. Di sana-sini masih itemukan beberapa fasilitas yang rusak, berkarat, dan penuh sampah dedaunan. Pepohonan pun tidak tertata dengan baik. Padahal keindahan dan kesejukan obyek wisata itu sebenarnya berpotensi besar untuk menarik minat wisatawan.
Selain itu, bebasnya para pasangan muda-mudi berpacaran di tempat rekreasi yang didirikan pada 1976 itu, sering membuat pengunjung yang lain merasa risih. “Tadinya anak saya minta naik ke atas, tapi saya larang karena di sana ada tiga pasangan yang sedang asyik,” kata Gozali (47), pengunjung asal Kendal.
Obyek wisata yang terletak sekitar 7,5 kilometer arah barat Kota Semarang itu mengoleksi tiga jenis satwa dengan jumlah sekitar 23 hewan. Selain itu, ditumbuhi tanaman keras dan tanaman buah.
Sama halnya Gozali, Ardito (48) pengunjung asal Demak pun menyesalkankondisi Taman Lele. Sebenarnya, kalau Taman Lele dirawat lebih baik dan diberi tambahan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan keluarga, tentunya akan banyak wisatawan tang datang. “Tempat ini semestinya ditata ulang dan perlu adanya petugas keamanan yang berkeliling setiap waktu. Jadi, warga sekitar tidak mudah bludhas-bludhus masuk, rusak pagar besi,” tambahnya.
Menanggapi keluhan itu, Endang mengatakan, pihaknya berencana menata ulang dan memperbaiki fasilitas yang rusak. Pihaknya akan menambah beberapa fasilitas, yakni aula pertemuan kapasitas 500 orang, membuat pagar beton keliling, arena bermain anak-anak, dan jaringan internet. (dse)
Lahir di Sarolangun, 14 Desember 1985 -- TK Bunga Tandjung Sidareja, Kabupaten Cilacap -- SD Negeri Gunungsimping 03 Cilacap -- SMP Negeri 4 Cilacap -- SMA Negeri 1 Sidareja, Kabupaten Cilacap -- Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang --
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Khansa Zahra Najwalni
Jepret
Database Deni
-
WARGA Perumahan Taman Puri Sartika mengeluhkan minimnya perhatian Pemkot Semarang atas berbagai persoalan yang menimpa mereka. Menurut warga...
-
PERNAH dengar sebutan ayam ketawa? Tak perlu jauh-jauh ke Sidrap, Sulawesi selatan, untuk melihat ayam unik tersebut. Di Semarang, ayam yan...
-
KONDISI Terminal Penggaron saat ini ibarat “mati suri”. Bis-bis memang masih mau masuk, tapi nyaris hanya numpang lewat, membayar retribusi,...
-
TAMAN Menteri Supeno menjadi sangat sibuk pada siang hari. Taman yang biasanya sepi itu dipadati pengunjung berbagai stan, yang menjual anek...
-
DATANG dan melihat, Gunungpati, menghadirkan rasa nyess . Bayangkan, kalau ada lahan seluas empat hektar, yang ditanami cabe dengan buah-bu...
-
RABU (13/4), ratusan pekerja seks komersial (PSK) Resosialisasi Argorejo, atau lebih populer dengan sebutan Sunan Kuning (SK), mengikuti pem...
-
DERETAN pohon karet yang berbaris rapi nan hijau di sisi kanan-kiri jalan, disertai dengan kicauan burung di pagi hari, seakan-akan menjadi...
-
PEMBUDIDAYAAN kepiting soka ( soft shell ) di Tugu, Semarang, bangkrut. Usaha itu hanya bertahan setahun karena tambak pembudidayaan sering ...
-
KAMPUS SMP 5 Semarang, Kagok, seperti menjelma lokasi syuting kejar tayang. Di hampir setiap sudut sekolah, terdapat sekumpulan orang yang t...
-
PERSATUAN Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Karimata, Semarang mempertanyakan kinerja Pemkot Semarang soal penertiban para pedagang kaki lima ...
0 komentar:
Posting Komentar