Demi Umat Berkualitas, Pesantren Wajib Dukung KB

Rabu, 20 April 2011
KALANGAN ulama diminta berada pada garis terdepan untuk mendukung program keluarga berencana (KB). Sebab, program tersebut bisa menjadi pintu untuk menghadirkan umat masa depan yang ebih berkualitas.
Hal tersebut dikemukakan dalam sarasehan peningkatan akses informasi program KB bagi pimpinan pondok pesantren di Hotel Santika, Jalan Ahmad Yani 189 Semarang.
Sarasehan yang diadakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah itu diikuti oleh pengurus di 34 pesantren dari enam kota di Jawa Tengah.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Umum MUI Jateng, Prof Ahmad Rofiq menyampaikan, menurut perspektif MUI, KB bukan merupakan masalah karena memang tidak dimaksudkan untuk menghentikan, tapi justru sebagai ikhtiar untuk mengatur angka kelahiran yang tidak melawan hukum agama, undang-undang negara, dan pemerintah.
“KB diadakan tujuannya agar mendapatkan keturunan yang berkualitas. Keturunan yang berkualitas inilah yang layak dibanggakan Rasulullah SAW,” kata Rofiq.
Guru besar Hukum Islam IAIN Walisongo itu menambahkan, kebijaksanaan dalam kependudukan, seperti kelahiran, kematian, dan perpindahan perlu mendapatkan perhatian oleh semua pihak, termasuk tokoh agama dan pesantren.
Namun, kata dia, apabila KB bertujuan untuk menghentikan atau menyetop kemungkinan terjadinya pembuahan, itu tidak dibenarkan oleh agama. Selain itu, pemasangan alat bagi wanita harus didampingi oleh suami. “Intinya, jika medis operasi pria (MOP) atau alat KB lainnya, sepanjang tidak menghentikan pembuahan, itu diperbolehkan,” katanya.

Instrumen Perantara
Pimpinan Pondok Pesantren Al Islah Semarang, KH Hadlor Ikhsan, menjelaskan, KB merupakan instrument perantara untuk mewujudkan keturunan yang berkualitas. Untuk menyukseskan pembinaan dan perencanaan dalam pengaturan keturunan yang berkualitas adalah tanggung jawab dan kewajiban suami-istri.
“Mengenai KB, tidak ada masalah dan yang dipermasalahkan. Yang penting, bagaimana cara pengasuh ponpes menyikapi dan mengambil hikmah agar bermanfaat bagi orang lain. Tentunya dengan membantu menyosialisasikan program itu secara benar,” kata KH Hadlor.
Sementara itu, Sri Murtiningsih mengatakan, pihaknya sengaja memberikan informasi program KB kepada para pengasuh ponpes. “Harapan kami, pesantren sebagai salah satu lebaga pendidikan yang bersifat boarding school, strategis mampu berperan dalam mendukung pelaksanaan program-program KB,” kata Murtiningsih. (deni setiawan)

0 komentar:

Posting Komentar