Pengeprasan Tol Cuma Pemborosan

Rabu, 20 April 2011
PERBAIKAN jalan tol Semarang-Ungaran oleh Dinas Bina Marga Jawa Tengah dengan melakukan pengeprasan tanah sedalam lima meter, sepanjang 200 meter di kilometer 5 di ruas jalan tol tersebut, dianggap hanya pemborosan dan sia-sia karena tidak akan bertahan lama. Oleh karena itu, harus dihindari dan mencari rute baru.
Hal tersebut disampaikan pakar transportasi dari Unika Soejipranata Semarang, Djoko Setijowarno. Menurutnya, pengerukan tersebut hanya akan membuang biaya atau pemborosan. “Percuma saja dikeruk atau dikepras. Nanti pasti rusak lagi. Tanah longsor bisa ditanggulangi, tetapi tanah di zona patahan harus dihindari,” tambah Djoko.
Dia mengusulkan, Pemprov Jateng secepatnya untuk mencari rute baru yang tidak termasuk zona tanah patahan, sebelum jalan tol benar-benar dioperasikan pada April mendatang dan sebagai antisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan. “Perlakuan apa pun terhadap tanah ambles di sepanjang ruas tol Semarang-Ungaran, tidak akan bertahan lama dan tidak berpengaruh,” tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Bina Marga Jateng, Danang Atmodjo, mengatakan, pengeprasan di ruas tersebut merupakan salah satu upaya teknis untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi. Harapannya, beban jalan di titik tersebut berkurang dan dapat mengurangi risiko kerusakan yang lebih parah.
Pakar hidrologi Undip, Robert Kodoatie pun menilai upaya untuk mengatasi patahan jalan di ruas tol dengan membangun flyover juga merupakan pekerjaan yang sia-sia. Sebab, dibangunnya jembatan panjang tersebut, potensi terjadinya kecelakaan dapat tinggi. (dse)

0 komentar:

Posting Komentar