PEMKOT Semarang dituntut jeli memanfaatkan pembangunan rel jalur ganda (double track) Pekalongan-Semarang, yang dipersiapkan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Manfaat yang bisa diambil Pemkot, bisa dijadikan momentum menata kawasan kumuh (slum area), khususnya di sepanjang jalur tersebut.
Pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno mengatakan, Pemkot Semarang harus ikut andil dalam proyek yang sedang dilaksanakan oleh PT KAI. Khususnya dalam program penertiban daerah kumuh. Dengan demikian, Pemkot dapat sekaligus membuat ruang hijau setelah lahan warga di sepanjang jalan tersebut, dibebaskan.
“Namun, Pemkot juga harus memperhatikan nasib warga yang lahannya tergusur karena pembangunan jalur rel dengan panjang 90 kilometer itu. Setidaknya menyediakan tempat seperti rumah susun sederhana sewa,” kata Djoko.
Selain itu, agar rumah susun cepat laku, penempatannya pun tidak bisa sembarangan. Walaupun di daerah pinggiran, tetapi akses transportasi warga juga mudah dijangkau. “Kalau akses transportasi sulit, pasti warga tidak mau dipindah,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal (Sekdirjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Nugroho Indrio, mengatakan, pihaknya sedang melaksanakan sosialisasi untuk pembebasan lahan kepada warga yang tinggal di sepanjang rel KA, mulai dari Stasiun Plabuan (Batang) hingga Stasiun Tawang (Semarang), hingga saat ini tidak menemukn masalah besar.
“Sejauh ini lancar-lancar saja, tidak temukan masalah,” ungkapnya.
Seperti perencanaan, jalur rel ganda Pekalongan-Semarang merupakan kelanjutan dari rel ganda Tegal-Pekalongan sepanjang 60 kilometer, yang sudah selesai tiga tahun lalu.
Jalur itu juga merupakan kelanjutan dari jalur rel ganda Brebes-Tegal dengan panjang 12 kilometer. Adapun jalur rel ganda Cirebon-Brebes sepanjang 65 kilometer saat ini masih dalam proses pengerjaan dan diperkirakan selesai pada 2014.
“Persiapan pengerjaan jalur yang sedang dikebut tersebut akan dilaksanakan pertengahan 2011 dan diharapkan bisa selesai pada 2014,” katanya.
Mengurangi Kepadatan
Pembangunan jalur rel ganda tersebut dapat menjadi solusi yang tepat bagi pengurangan kepadatan angkutan barang, terutama di jalur pantai utara Jawa (Pantura).
“Selama ini, banyak angkutan barang yang lewat di sepanjang jalan pantura. Akibatnya, jalan di wilayah itu mudah rusak. Anggaran pun banyak yang tersedot untuk perbaikan jalan,” jelas Djoko.
Menurutnya, apabila hal tersebut bisa direalisasikan, kereta barang yang melintas bisa lebih banyak dan waktu tempuh kereta api tersebut, bisa lebih cepat, sehingga lebih menguntungkan pelaku usaha.
Kepala Humas PT KAI Daerah Operasional (Daop) IV Semarang, Sapto Hartoyo optimistis, pembangunan rel ganda dapat mempermudah pelayanan transportasi kereta barang, sehingga KA menjadi salah satu moda pilihan pengiriman barang pada waktu mendatang.
“Yang pasti, pembangunan jalur rel ganda di sepanjang pantura itu untuk meningkatkan kapasitas lintas KA dan pelayanan kepada pengguna KA,” tegasnya. (dse)
Lahir di Sarolangun, 14 Desember 1985 -- TK Bunga Tandjung Sidareja, Kabupaten Cilacap -- SD Negeri Gunungsimping 03 Cilacap -- SMP Negeri 4 Cilacap -- SMA Negeri 1 Sidareja, Kabupaten Cilacap -- Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang --
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Khansa Zahra Najwalni
Jepret
Database Deni
-
WARGA Perumahan Taman Puri Sartika mengeluhkan minimnya perhatian Pemkot Semarang atas berbagai persoalan yang menimpa mereka. Menurut warga...
-
PERNAH dengar sebutan ayam ketawa? Tak perlu jauh-jauh ke Sidrap, Sulawesi selatan, untuk melihat ayam unik tersebut. Di Semarang, ayam yan...
-
KONDISI Terminal Penggaron saat ini ibarat “mati suri”. Bis-bis memang masih mau masuk, tapi nyaris hanya numpang lewat, membayar retribusi,...
-
TAMAN Menteri Supeno menjadi sangat sibuk pada siang hari. Taman yang biasanya sepi itu dipadati pengunjung berbagai stan, yang menjual anek...
-
DATANG dan melihat, Gunungpati, menghadirkan rasa nyess . Bayangkan, kalau ada lahan seluas empat hektar, yang ditanami cabe dengan buah-bu...
-
RABU (13/4), ratusan pekerja seks komersial (PSK) Resosialisasi Argorejo, atau lebih populer dengan sebutan Sunan Kuning (SK), mengikuti pem...
-
DERETAN pohon karet yang berbaris rapi nan hijau di sisi kanan-kiri jalan, disertai dengan kicauan burung di pagi hari, seakan-akan menjadi...
-
PEMBUDIDAYAAN kepiting soka ( soft shell ) di Tugu, Semarang, bangkrut. Usaha itu hanya bertahan setahun karena tambak pembudidayaan sering ...
-
KAMPUS SMP 5 Semarang, Kagok, seperti menjelma lokasi syuting kejar tayang. Di hampir setiap sudut sekolah, terdapat sekumpulan orang yang t...
-
PERSATUAN Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Karimata, Semarang mempertanyakan kinerja Pemkot Semarang soal penertiban para pedagang kaki lima ...
0 komentar:
Posting Komentar