Tarif KA Ekonomi Pasti Naik

Selasa, 08 Maret 2011

PT Kereta Api (Persero) akan tetap menaikkan tarif kereta api kelas ekonomi karena subsidi dalam bentuk public service obligation (PSO) yang diterima PT KA masih lebih kecil dari dana yang dibutuhkan.
Pelaksana Tugas (Plt) Komisaris Utama PT KAI, Yahya Ombara, mengatakan, bahwa tahun 2011, PT KA memperoleh dana PSO Rp 639 miliar. Padahal dana yang dibutuhkan PT KA sekitar Rp 700 miliar. Kekurangan dana tersebut menjadi faktor utama kurang maksimalnya pelayanan PT KA. Oleh karena itu, perlu langkah untuk menutupi kekurangan dana itu dengan menaikkan tarif.
“Kenaikan tarif KA ekonomi menjadi sebuah keniscayaan yang harus dilakukan, sebab dana subsidi dari pemerintah belum memadai. Solusi tepat, ya, tarif kereta api ekonomi harus dinaikkan,” kata Yahya.
Langkah menaikkan tarif KA ekonomi nyaris dilakukan awal Januari lalu, namun, di menit-menit pemberlakuan tarif baru, pemerintah membatalkan kenaikan tarif KA ekonomi. Alasan pembatalan adalah PT KA tidak memiliki standar pelayanan minimal (SPM). Selain itu, PT KA juga diharuskan memberikan pelayanan yang terbaik sebelum menaikkan tarif KA ekonomi. “SPM revisi sudah kami buat dan saat ini sedang diproses,” kata Yahya.
Saat ini, PT KA sudah memiliki SPM yang juga telah ditandatangani Menteri Perhubungan Freddy Numberi pada 8 Februari lalu dan tertuang Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 tahun 2011. SPM itu antara lain mengatur soal sarana-prasarana (infrastruktur) penunjang seperti loket, ruang toilet, lampu penerangan, fasilitas untuk penyandang cacat, dan lain-lainnya.
Yahya berharap, pemerintah memberikan kesempatan melakukan masa transisi sekurang-kurangnya selama enam bulan. Hal itu diperlukan untuk memperbaiki diri PT KA, sambil mempersiapkan SPM secara matang. Yahya juga mengatakan kapan tarif baru KA ekonomi akan mulai diberlakukan, saat ini masih dibahas secara matang oleh Direksi PT KA dan sedang dinegoisasikan ke Kementerian Perhubungan RI.
Sementara itu, Vice Presiden Daerah Operasional (VP Daop) IV Semarang, M Soleh Kosasih, mengakui, masih banyak fasilitas dan pelayanan kereta api kelas tiga (ekonomi) yang belum maksimal. Dia mencontohkan, untuk perawatan dua kereta api, hanya dikerjakan oleh seorang pekerja. Sedangkan petugas keamanan setiap perjalanan kereta api hanya ada dua orang. “Para penjaga tersebut harus selalu mobile sehingga kurang mengawasi tangan-tangan jahil yang berkeliaran di dalam kereta api,” katanya.
Dia menargetkan, tahun ini semua fasilitas yang ada di dalam kereta api, khususnya kelas tiga, akan terus diperbaiki. Tetapi, dia juga meminta masyarakat pengguna kereta api untuk menjaga fasilitas-fasilitas KA yang tersedia. (dse)

0 komentar:

Posting Komentar