Rp 1,9 Miliar untuk Pengembangan Museum KA Ambarawa

Jumat, 11 Maret 2011
MUSEUM KA Ambarawa, Kabupaten Semarang akan dikembangkan berikut jalur heritage nya. Mulai Juni mendatang, kawasan objek wisata tersebut dikembangkan dengan anggaran mencapai Rp 1,9 miliar.
Pelaksana Tugas (Plt) Komisaris Utama PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), Yahya Ombara mengungkapkan, Pusat Pelestarian Benda dan Bangunan PT KAI memang berencana mengembangkan kawasan Ambarawa, dengan bertumpu pada Museum KA Ambarawa berikut jalur bersejarahnya.
“Saat ini kami melakukan proses identifikasi aset-aset yang dapat menjadi cagar budaya. Salah satunya adalah Museum KA Ambarawa yang menjadi kawasan holistik,” jelas Yahya.
Pengembangan tersebut, tambahnya, adalah sebagai kontribusi kepedulian PT KAI terhadap aset budaya Indonesia. Selain itu, untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat lokal melalui berbagai macam kegiatan.
“Salah satu bentuk kegiatan yang akan digalakkan adalah setiap Sabtu dan Minggu akan diadakan kegiatan bazar, pentas seni-budaya, dan lain-lain,” kata Kepala Pusat Pelestarian Benda, Bangunan, dan Kawasan PT KAI, Ella Ubaidi.

Berubah Fungsi
Berdasarkan sejarah, Museum KA Ambarawa awalnya merupakan stasiun kereta api yang dibangun oleh Raja Willem I. Stasiun itu diresmikan pada 21 Mei 1873 dengan dibuka jalur Semarang-Kedungjati-Ambarawa. Ambarawa sebagai salah satu kota yang termasuk ke dalam fase pertama perkembangan jalur KA oleh NIS dengan lebar rel 1.435 mm.
Stasiun tersebut kemudian berubah fungsi pada 21 April 1978 menjadi Museum KA yang diresmikan oleh Menteri Perhubungan RI, Roesmin Noerjadin. Kelebihan museum ini di antaranya adalah menyimpan beberapa lokomotif uap tua, kereta kayu, mesin hitung, mesin ketik, pesawat telepon, ruang administrasi pada waktu itu.
Adapun ruang lingkup pengembangan, tambah Ella, meliputi Comprehensive Development Plan, Business Plan, Design Engineering Drawing (DED), dan perbaikan fisik. Perbaikan fisik secara menyeluruh dengan jalur Ambarawa-Jambu dan Kedungjati-Tuntang yang menelan dana sekitar Rp 1,9 miliar tersebut, ditargetkan akan selesai Juni mendatang.
Yahya menambahkan, saat ini pihaknya sedang melakukan Comprehensive Development Plan untuk jalur bersejarah dan Stasiun Heritage Bedono, Djambu, Ambarawa, serta Tuntang sebagai destinasi wisata.
Adapun pembuatan Masterplan dan Business Development Museum KA yang pelaksanaannya dibantu RCE Cultural Heritage Agency the Netherlands Ministry of Education, Culture, and Science dan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Tengah serta Kabupaten Semarang.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Semarang, Agus Purwoko Djati menjelaskan, berpijak dari Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nomor 20 Tahun 2011, dikembangkannya Museum KA Ambarawa akan meningkatkan potensi kawasan Ambarawa, terutama industri kreatif, usaha makanan, penginapan, dan angkutan darat.
“Pengembangan kawasan Museum KA Ambarawa berpengaruh terhadap potensi wilayah Kabupaten Semarang,” jelas Agus. (dse)

0 komentar:

Posting Komentar