MUSEUM KA Ambarawa, Kabupaten Semarang akan dikembangkan berikut jalur heritage nya. Mulai Juni mendatang, kawasan objek wisata tersebut dikembangkan dengan anggaran mencapai Rp 1,9 miliar.
Pelaksana Tugas (Plt) Komisaris Utama PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), Yahya Ombara mengungkapkan, Pusat Pelestarian Benda dan Bangunan PT KAI memang berencana mengembangkan kawasan Ambarawa, dengan bertumpu pada Museum KA Ambarawa berikut jalur bersejarahnya.
“Saat ini kami melakukan proses identifikasi aset-aset yang dapat menjadi cagar budaya. Salah satunya adalah Museum KA Ambarawa yang menjadi kawasan holistik,” jelas Yahya.
Pengembangan tersebut, tambahnya, adalah sebagai kontribusi kepedulian PT KAI terhadap aset budaya Indonesia. Selain itu, untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat lokal melalui berbagai macam kegiatan.
“Salah satu bentuk kegiatan yang akan digalakkan adalah setiap Sabtu dan Minggu akan diadakan kegiatan bazar, pentas seni-budaya, dan lain-lain,” kata Kepala Pusat Pelestarian Benda, Bangunan, dan Kawasan PT KAI, Ella Ubaidi.
Berubah Fungsi
Berdasarkan sejarah, Museum KA Ambarawa awalnya merupakan stasiun kereta api yang dibangun oleh Raja Willem I. Stasiun itu diresmikan pada 21 Mei 1873 dengan dibuka jalur Semarang-Kedungjati-Ambarawa. Ambarawa sebagai salah satu kota yang termasuk ke dalam fase pertama perkembangan jalur KA oleh NIS dengan lebar rel 1.435 mm.
Stasiun tersebut kemudian berubah fungsi pada 21 April 1978 menjadi Museum KA yang diresmikan oleh Menteri Perhubungan RI, Roesmin Noerjadin. Kelebihan museum ini di antaranya adalah menyimpan beberapa lokomotif uap tua, kereta kayu, mesin hitung, mesin ketik, pesawat telepon, ruang administrasi pada waktu itu.
Adapun ruang lingkup pengembangan, tambah Ella, meliputi Comprehensive Development Plan, Business Plan, Design Engineering Drawing (DED), dan perbaikan fisik. Perbaikan fisik secara menyeluruh dengan jalur Ambarawa-Jambu dan Kedungjati-Tuntang yang menelan dana sekitar Rp 1,9 miliar tersebut, ditargetkan akan selesai Juni mendatang.
Yahya menambahkan, saat ini pihaknya sedang melakukan Comprehensive Development Plan untuk jalur bersejarah dan Stasiun Heritage Bedono, Djambu, Ambarawa, serta Tuntang sebagai destinasi wisata.
Adapun pembuatan Masterplan dan Business Development Museum KA yang pelaksanaannya dibantu RCE Cultural Heritage Agency the Netherlands Ministry of Education, Culture, and Science dan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Tengah serta Kabupaten Semarang.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Semarang, Agus Purwoko Djati menjelaskan, berpijak dari Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nomor 20 Tahun 2011, dikembangkannya Museum KA Ambarawa akan meningkatkan potensi kawasan Ambarawa, terutama industri kreatif, usaha makanan, penginapan, dan angkutan darat.
“Pengembangan kawasan Museum KA Ambarawa berpengaruh terhadap potensi wilayah Kabupaten Semarang,” jelas Agus. (dse)
Lahir di Sarolangun, 14 Desember 1985 -- TK Bunga Tandjung Sidareja, Kabupaten Cilacap -- SD Negeri Gunungsimping 03 Cilacap -- SMP Negeri 4 Cilacap -- SMA Negeri 1 Sidareja, Kabupaten Cilacap -- Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang --
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Khansa Zahra Najwalni
Jepret
Database Deni
-
WARGA Perumahan Taman Puri Sartika mengeluhkan minimnya perhatian Pemkot Semarang atas berbagai persoalan yang menimpa mereka. Menurut warga...
-
PERNAH dengar sebutan ayam ketawa? Tak perlu jauh-jauh ke Sidrap, Sulawesi selatan, untuk melihat ayam unik tersebut. Di Semarang, ayam yan...
-
KONDISI Terminal Penggaron saat ini ibarat “mati suri”. Bis-bis memang masih mau masuk, tapi nyaris hanya numpang lewat, membayar retribusi,...
-
TAMAN Menteri Supeno menjadi sangat sibuk pada siang hari. Taman yang biasanya sepi itu dipadati pengunjung berbagai stan, yang menjual anek...
-
DATANG dan melihat, Gunungpati, menghadirkan rasa nyess . Bayangkan, kalau ada lahan seluas empat hektar, yang ditanami cabe dengan buah-bu...
-
RABU (13/4), ratusan pekerja seks komersial (PSK) Resosialisasi Argorejo, atau lebih populer dengan sebutan Sunan Kuning (SK), mengikuti pem...
-
DERETAN pohon karet yang berbaris rapi nan hijau di sisi kanan-kiri jalan, disertai dengan kicauan burung di pagi hari, seakan-akan menjadi...
-
PEMBUDIDAYAAN kepiting soka ( soft shell ) di Tugu, Semarang, bangkrut. Usaha itu hanya bertahan setahun karena tambak pembudidayaan sering ...
-
KAMPUS SMP 5 Semarang, Kagok, seperti menjelma lokasi syuting kejar tayang. Di hampir setiap sudut sekolah, terdapat sekumpulan orang yang t...
-
PERSATUAN Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Karimata, Semarang mempertanyakan kinerja Pemkot Semarang soal penertiban para pedagang kaki lima ...
0 komentar:
Posting Komentar