JEMBATAN Kalipancur yang ambles akhir Februari lalu, kini kondisinya makin mengkhawatirkan. Kecekungan pada bagian tengah jembatan yang menghubungkan Manyaran-Gunungpati itu sudah mencapai 50 sentimeter.
Sepeda motor dan mobil yang melintasi jembatan tersebut, terlihat semakin menanjak tajam saat berada di titik cekungan tersebut. Salah satu pagar besi sebagai pengaman juga mulai putus karena tidak kuat menahan lengkungan jembatan yang makin dalam.
Lurah Sadeng, Gunungpati, Sunardi mengatakan, melihat makin padatnya kendaraan yang melintasi jembatan itu, wajar jika jembatan tersebut makin ambles. “Kami menduga, semakin amblesnya pondasi jembatan Kalipancur, selain masih banyaknya kendaraan berat seperti truk yang melintas, juga karena debit air Kali Kreo yang semakin besar,” jelas Sunardi.
Meskipun di ujung jembatan sudah dipasang rambu-rambu larangan oleh Dihubkominfo Kota Semarang bagi kendaraan beroda empat, tetap saja ada mobil maupun truk yang terus melintas. Hal ini dikarenakan jalan itu merupakan jalan vital, sebagai penghubung dari Manyaran menuju Gunungpati, begitu pula sebaliknya.
Sunardi berharap, Pemkot Semarang melalui Dishubkominfo serius memperhatikan dan turun tangan mengatasi jembatan yang makin kritis tersebut. Warga khawatir, apabila dibiarkan, tak sampai dua bulan, jembatan yang berada di atas Kali Kreo di Desa Sadeng itu, akan putus.
Waluyo (32), warga RT 05 RW 04 Gisiksri, Sadeng, Gunungpati, juga khawatir apabila dibiarkan dan tidak segera diperbaiki, tanpa diketahui siapa pun tiba-tiba putus dan menelan korban jiwa.
“Terlebih lagi, hamper setiap hari intensitas hujan selalu tinggi, air yang mengalir di Kali Kreo semakin deras dan sangat berpotensi menggerus pondasi jembatan,” tambahnya.
Jembatan Wonosari
Sementara itu, Jembatan Wonosari, Ngaliyan, yang putus ketika banjir bandang pada 9 November 2010, saat ini sedang dalam proses perbaikan. Diperkirakan, jembatan yang berada di Kelurahan Wonosari, bisa digunakan dua minggu mendatang.
“Pengerjaan jembatan yang sudah hamper sebulan ini, diperkirakan akan selesai seminggu lagi dan siap dipakai pada 20 April 2011. Saat ini hanya tinggal tahap pengecoran,” kata Choiruman (47), Koordinator pengawas dari RT 02 RW 06 Wonosari, Ngaliyan.
Dia menambahkan, pembangunan jembatan sepanjang 17, 3 meter dan lebar 2 meter itu, dikerjakan oleh 27 pekerja yang dbagi menjadi tiga bagian, yakni pembuatan pondasi tujuh orang, penempelan besi sepuluh orang, dan pengecoran sepuluh orang.
Rosidah (60), warga RT 05 RW 07 Wonosari, Ngaliyan, mengatakan, warga sangat bersyukur akhirnya jembatan tersebut, dibangun juga.
“Jembatan Wonosari merupakan jembatan vital di wilayah kami. Semenjak jembatan itu putus, akses yang menghubungkan RT 05 RW 07 dengan RT 02 RW 06 menjadi susah,” jelas Rosidah. (dse)
Lahir di Sarolangun, 14 Desember 1985 -- TK Bunga Tandjung Sidareja, Kabupaten Cilacap -- SD Negeri Gunungsimping 03 Cilacap -- SMP Negeri 4 Cilacap -- SMA Negeri 1 Sidareja, Kabupaten Cilacap -- Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang --
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Khansa Zahra Najwalni
Jepret
Database Deni
-
WARGA Perumahan Taman Puri Sartika mengeluhkan minimnya perhatian Pemkot Semarang atas berbagai persoalan yang menimpa mereka. Menurut warga...
-
PERNAH dengar sebutan ayam ketawa? Tak perlu jauh-jauh ke Sidrap, Sulawesi selatan, untuk melihat ayam unik tersebut. Di Semarang, ayam yan...
-
KONDISI Terminal Penggaron saat ini ibarat “mati suri”. Bis-bis memang masih mau masuk, tapi nyaris hanya numpang lewat, membayar retribusi,...
-
TAMAN Menteri Supeno menjadi sangat sibuk pada siang hari. Taman yang biasanya sepi itu dipadati pengunjung berbagai stan, yang menjual anek...
-
DATANG dan melihat, Gunungpati, menghadirkan rasa nyess . Bayangkan, kalau ada lahan seluas empat hektar, yang ditanami cabe dengan buah-bu...
-
RABU (13/4), ratusan pekerja seks komersial (PSK) Resosialisasi Argorejo, atau lebih populer dengan sebutan Sunan Kuning (SK), mengikuti pem...
-
DERETAN pohon karet yang berbaris rapi nan hijau di sisi kanan-kiri jalan, disertai dengan kicauan burung di pagi hari, seakan-akan menjadi...
-
PEMBUDIDAYAAN kepiting soka ( soft shell ) di Tugu, Semarang, bangkrut. Usaha itu hanya bertahan setahun karena tambak pembudidayaan sering ...
-
KAMPUS SMP 5 Semarang, Kagok, seperti menjelma lokasi syuting kejar tayang. Di hampir setiap sudut sekolah, terdapat sekumpulan orang yang t...
-
PERSATUAN Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Karimata, Semarang mempertanyakan kinerja Pemkot Semarang soal penertiban para pedagang kaki lima ...
0 komentar:
Posting Komentar