Terminal Mangkang Mulai Rusak

Minggu, 03 April 2011
PEMKOT Semarang merancang Optimalisasi Terminal Mangkang Jilid III, 1 April 2011, setelah dua kali upaya sebelumnya tidak menemui hasil. Upaya kali ini pun menjadi berat dilakukan, mengingat kondisi fisik bangunan terminal mulai digerogoti usia.
Tidak ada aktivitas berarti yang menunjukkan persiapan optimalisasi Terminal Mangkang Jilid III. Kondisi bangunan yang mulai rusak, tampak belum disentuh sama sekali.
Keadaan infrastruktur bangunan berlantai dua tersebut, justru makin parah. Dengan mudah ditemukan kerusakan di bagian mana pun, di antaranya dinding tembok asbes mulai mengelupas, tembok-tembok penuh dengan coretan-coretan, genteng di atap banyak yang hilang, kaca di ruang merokok pecah, dan atap atau langit-langit yang beberapa waktu lalu rusak juga tidak ada perbaikan.
Selain itu, ratusan kios makanan dan agen bus, masih terkunci rapat. Padahal, hanya kurang tiga hari lagi akan dioptimalkan. Para petugas kebersihan pun, hanya beraktivitas seperti biasanya, yakni menyapu dan mengepel lantai.
Sementara itu, Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Terminal Mangkang, Bambang Kuntarso mengatakan, pihaknya akan benar-benar berusaha lagi untuk mengoptimalkan seluruh komponen yang menjadi satu kesatuan di Terminal Mangkang pada 1 April 2011.

Perpanjang Sosialisasi
Sebelumnya, sesuai dengan kesepakatan Dishubkominfo dan praktisi angkutan umum, sosialisasi pengoptimalan Terminal Mangkang diperpanjang hingga akhir Maret 2011. Seharusnya, masa sosialisasi untuk para awak bus antarkota dalam provinsi (AKDP), antarkota antar provinsi (AKAP), angkutan kota, dan agen bus malam sudah berakhir pada Februari 2011.
“Sesuai dengan hasil kesepakatan Dishubkominfo dengan pengusaha bus AKAP, AKDP, angkutan kota, dan agen-agen bus yang berada di pinggiran Jalan Siliwangi, masa sosialisasi pemanfaatan terminal tersebut, ditambah sebulan,” katanya.
Termasuk, tambahnya, pemindahan agen-agen bus yang saat ini berada di pinggiran jalan, tidak lagi secara berkala, namun menyeluruh dengan tujuan agar terminal yang telah menelan dana sekitar Rp 46,5 miliar dari dana APBD benar-benar ada denyut nadinya. “Dalam mengisi jeda waktu optimalisasi per 1 April mendatang, kami juga akan melakukan pembenahan infrastruktur di terminal tersebut. Termasuk pengadaan troli barang, juga kursi roda untuk melayani penumpang yang turun dari arah barat,” tuturnya.
Terpisah, pengamat transportasi dari Unika Soejipranata, Djoko Setijowarno berpendapat, kelemahan dalam penataan sistem transportasi menjadi salah satu kendala tidak bisa optimalnya terminal tersebut. “Sejak awal tidak ada kesinambungan yang serius dalam penataan transportasi yang baik, antara pihak Organda, awak bus, dan Pemkot Semarang sebagai stakeholder,” katanya. (deni setiawan)

0 komentar:

Posting Komentar