WARGA yang bertempat tinggal di sepanjang Jalan Wismasari, Ngaliyan, Semarang, mengeluh karena kondisi jalan rusak dan berlubang. Kerusakan jalan sepanjang satu kilometer itu, menurut warga diakibatkan oleh lalu lalang truk-truk dari kawasan Industri Candi Semarang.
Di samping itu, truk-truk tersebut juga kerap kali membuat kemacetan setiap pagi. “Setiap pagi, truk-truk bermuatan berat, seperti material batu selalu lewat sini (Jalan Wismasari ---Red) dan selalu menjadi sumber pemicu kemacetan dan kerusakan jalan,” kata Wahyuni (39), warga Perumahan Wismasari.
Di sepanjang Jalan Wismasari, dari Pasar Ngaliyan hingga Puskesmas Ngaliyan, tak lebih dari 100 meter ditemui jalan-jalan yang berlubang, baik di bagian kanan maupun kiri jalan tersebut. Hal itu membuat para pengguna jalan yang menggunakan motor maupun mobil, berjalan berlahan-lahan dan terkadang pula, mereka harus berada di arah berlawanan di jalan itu untuk sekadar menghindari jalan yang rusak dan berlubang.
Sofiati (47), warga RT 06 RW 06 Perumahan Sulanji, Ngaliyan mengatakan, tidak ada lagi jalan alternatif apabila akan menuju ke Ngaliyan setiap harinya. Entah itu akan ke pasar maupun bekerja. “Mau tidak mau, warga harus melewati Jalan Wismasari dan apabila pagi hari, harus berebut jalan yang masih mulus,” katanya.
Ketua RT 02 RW 01 Persilan, Ngaliyan, Surip Supriyanto (40) mengakui, para warganya kerap kali mengeluh terkait kondisi jalan yang hampir tiga tahun lebih tak pernah diperbaiki dan semakin lama semakin parah. (dse)
Lahir di Sarolangun, 14 Desember 1985 -- TK Bunga Tandjung Sidareja, Kabupaten Cilacap -- SD Negeri Gunungsimping 03 Cilacap -- SMP Negeri 4 Cilacap -- SMA Negeri 1 Sidareja, Kabupaten Cilacap -- Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang --
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Khansa Zahra Najwalni
Jepret
Database Deni
-
WARGA Perumahan Taman Puri Sartika mengeluhkan minimnya perhatian Pemkot Semarang atas berbagai persoalan yang menimpa mereka. Menurut warga...
-
PERNAH dengar sebutan ayam ketawa? Tak perlu jauh-jauh ke Sidrap, Sulawesi selatan, untuk melihat ayam unik tersebut. Di Semarang, ayam yan...
-
KONDISI Terminal Penggaron saat ini ibarat “mati suri”. Bis-bis memang masih mau masuk, tapi nyaris hanya numpang lewat, membayar retribusi,...
-
TAMAN Menteri Supeno menjadi sangat sibuk pada siang hari. Taman yang biasanya sepi itu dipadati pengunjung berbagai stan, yang menjual anek...
-
DATANG dan melihat, Gunungpati, menghadirkan rasa nyess . Bayangkan, kalau ada lahan seluas empat hektar, yang ditanami cabe dengan buah-bu...
-
RABU (13/4), ratusan pekerja seks komersial (PSK) Resosialisasi Argorejo, atau lebih populer dengan sebutan Sunan Kuning (SK), mengikuti pem...
-
DERETAN pohon karet yang berbaris rapi nan hijau di sisi kanan-kiri jalan, disertai dengan kicauan burung di pagi hari, seakan-akan menjadi...
-
PEMBUDIDAYAAN kepiting soka ( soft shell ) di Tugu, Semarang, bangkrut. Usaha itu hanya bertahan setahun karena tambak pembudidayaan sering ...
-
KAMPUS SMP 5 Semarang, Kagok, seperti menjelma lokasi syuting kejar tayang. Di hampir setiap sudut sekolah, terdapat sekumpulan orang yang t...
-
PERSATUAN Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Karimata, Semarang mempertanyakan kinerja Pemkot Semarang soal penertiban para pedagang kaki lima ...
0 komentar:
Posting Komentar