Lahir di Sarolangun, 14 Desember 1985 -- TK Bunga Tandjung Sidareja, Kabupaten Cilacap -- SD Negeri Gunungsimping 03 Cilacap -- SMP Negeri 4 Cilacap -- SMA Negeri 1 Sidareja, Kabupaten Cilacap -- Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang --
Onthel: Semakin Tua, Semakin Antik, Semakin Mahal
Diposting oleh
Deni Setiawan
di
04.35
Minggu, 06 Maret 2011
BEBERAPA pengendara motor dan pejalan kaki sejenak melirik 13 sepeda tua yang berjejer rapi di sebuah pelataran taman di Jalan Taman Maluku, Semarang Timur. Terang saja, 13 sepeda berwarna cokelat itu, nyaris tak ada yang tak terawat. Semua masih mengkilat dan berkondisi prima.
Tepat di sebuah rumah bertralis besi warna putih, ketiga belas pria berseragam kaos putih sedang asyik berdiskusi. Ketika masuk, Anda pun akan dihadapkan pajangan sepeda tua yang unik. Keunikannya, dua buah sepeda menjadi satu rangkaian yang divariasi menjadi sepeda beroda tiga dan satu stang panjang.
Ya, berada di rumah yang berada di Jalan Taman Maluku Nomor 21, para pria yang beragam usia itu, tergabung dalam Komunitas Onthel Bersama (Kober) Semarang. Komunitas yang berdiri pada 28 Oktober 2009 itu bertujuan untuk mewadahi para pecinta sepeda tua (onthel), sekaligus nguri-nguri benda jaman dahulu (jadul) tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) Pusat, di Semarang terdapat empat komunitas, yakni Gagak Rimang, Semarang Onthel Community, Buffalo Onthelers Sumurup, dan Kober.
“Saat ini, Kober memiliki 25 orang anggota yang aktif dan sekitar 100 orang yang tidak aktif,” kata Budhy Sukaton (46), koordinator Kober.
Usia para anggota komunitas yang tiap Minggu pagi berkumpul di kompleks RRI Semarang ini pun beragam, mulai dari kelahiran tahun 70-an sampai dengan tahun 2000. “Di sini, kami tidak membatasi masalah usia, mereka suka merawat sepeda saja, kami sudah sangat bangga,” kata Anton, demikian Budhy Sukaton akrab dipanggil.
Selama ini, mereka pun tidak kesulitan untuk membeli onderdil sepeda onthel apabila rusak. Jalinan kekeluargaan dan komunikasi yang lancar antar komunitas di seluruh Indonesia, mereka tak kuatir lagi. Cukup dengan saling ber SMS an, barang-barang mudah didapat. Selain itu, tiap kali ada acara-acara di daerah, di pelataran berdiri tenda-tenda yang menjajakan beraneka ragam kebutuhan onderdil sepeda tersebut.
“Harga yang dijual pun bervariasi. Prinsipnya, semakin antik, ya semakin mahal. Contoh saja, di sana juga ada yang jual sepeda onthel jenis Gazella seharga Rp 180 juta,” Supriyadi (39), anggota Kober termuda.
Dalam perawatan, tambah Anton, sebenarnya sangat mudah. Cukup frame sepeda diolesi dengan oil dan minyak tanah. Kemudian ditambah dengan semir sepatu, lalu digosok sampai mengkilat di seluruh bagian sepeda. deni setiawan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Khansa Zahra Najwalni
Jepret
Database Deni
-
WARGA Perumahan Taman Puri Sartika mengeluhkan minimnya perhatian Pemkot Semarang atas berbagai persoalan yang menimpa mereka. Menurut warga...
-
PERNAH dengar sebutan ayam ketawa? Tak perlu jauh-jauh ke Sidrap, Sulawesi selatan, untuk melihat ayam unik tersebut. Di Semarang, ayam yan...
-
KONDISI Terminal Penggaron saat ini ibarat “mati suri”. Bis-bis memang masih mau masuk, tapi nyaris hanya numpang lewat, membayar retribusi,...
-
TAMAN Menteri Supeno menjadi sangat sibuk pada siang hari. Taman yang biasanya sepi itu dipadati pengunjung berbagai stan, yang menjual anek...
-
DATANG dan melihat, Gunungpati, menghadirkan rasa nyess . Bayangkan, kalau ada lahan seluas empat hektar, yang ditanami cabe dengan buah-bu...
-
RABU (13/4), ratusan pekerja seks komersial (PSK) Resosialisasi Argorejo, atau lebih populer dengan sebutan Sunan Kuning (SK), mengikuti pem...
-
DERETAN pohon karet yang berbaris rapi nan hijau di sisi kanan-kiri jalan, disertai dengan kicauan burung di pagi hari, seakan-akan menjadi...
-
PEMBUDIDAYAAN kepiting soka ( soft shell ) di Tugu, Semarang, bangkrut. Usaha itu hanya bertahan setahun karena tambak pembudidayaan sering ...
-
KAMPUS SMP 5 Semarang, Kagok, seperti menjelma lokasi syuting kejar tayang. Di hampir setiap sudut sekolah, terdapat sekumpulan orang yang t...
-
PERSATUAN Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Karimata, Semarang mempertanyakan kinerja Pemkot Semarang soal penertiban para pedagang kaki lima ...
0 komentar:
Posting Komentar