Onthel: Semakin Tua, Semakin Antik, Semakin Mahal

Minggu, 06 Maret 2011

BEBERAPA pengendara motor dan pejalan kaki sejenak melirik 13 sepeda tua yang berjejer rapi di sebuah pelataran taman di Jalan Taman Maluku, Semarang Timur. Terang saja, 13 sepeda berwarna cokelat itu, nyaris tak ada yang tak terawat. Semua masih mengkilat dan berkondisi prima.
Tepat di sebuah rumah bertralis besi warna putih, ketiga belas pria berseragam kaos putih sedang asyik berdiskusi. Ketika masuk, Anda pun akan dihadapkan pajangan sepeda tua yang unik. Keunikannya, dua buah sepeda menjadi satu rangkaian yang divariasi menjadi sepeda beroda tiga dan satu stang panjang.
Ya, berada di rumah yang berada di Jalan Taman Maluku Nomor 21, para pria yang beragam usia itu, tergabung dalam Komunitas Onthel Bersama (Kober) Semarang. Komunitas yang berdiri pada 28 Oktober 2009 itu bertujuan untuk mewadahi para pecinta sepeda tua (onthel), sekaligus nguri-nguri benda jaman dahulu (jadul) tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) Pusat, di Semarang terdapat empat komunitas, yakni Gagak Rimang, Semarang Onthel Community, Buffalo Onthelers Sumurup, dan Kober.
“Saat ini, Kober memiliki 25 orang anggota yang aktif dan sekitar 100 orang yang tidak aktif,” kata Budhy Sukaton (46), koordinator Kober.
Usia para anggota komunitas yang tiap Minggu pagi berkumpul di kompleks RRI Semarang ini pun beragam, mulai dari kelahiran tahun 70-an sampai dengan tahun 2000. “Di sini, kami tidak membatasi masalah usia, mereka suka merawat sepeda saja, kami sudah sangat bangga,” kata Anton, demikian Budhy Sukaton akrab dipanggil.
Selama ini, mereka pun tidak kesulitan untuk membeli onderdil sepeda onthel apabila rusak. Jalinan kekeluargaan dan komunikasi yang lancar antar komunitas di seluruh Indonesia, mereka tak kuatir lagi. Cukup dengan saling ber SMS an, barang-barang mudah didapat. Selain itu, tiap kali ada acara-acara di daerah, di pelataran berdiri tenda-tenda yang menjajakan beraneka ragam kebutuhan onderdil sepeda tersebut.
“Harga yang dijual pun bervariasi. Prinsipnya, semakin antik, ya semakin mahal. Contoh saja, di sana juga ada yang jual sepeda onthel jenis Gazella seharga Rp 180 juta,” Supriyadi (39), anggota Kober termuda.
Dalam perawatan, tambah Anton, sebenarnya sangat mudah. Cukup frame sepeda diolesi dengan oil dan minyak tanah. Kemudian ditambah dengan semir sepatu, lalu digosok sampai mengkilat di seluruh bagian sepeda. deni setiawan

0 komentar:

Posting Komentar