Bolu Mangrove dari Kampung Ngebruk

Rabu, 09 Februari 2011
SUARA bising blender mulai terdengar sekitar 300 meter dari dalam rumah berdinding kayu, samping masjid itu. Benturan besi pengocok adonan dan baskom plastik pun terdengar bersahut-sahutan. Tawa para ibu makin meramaikan seisi rumah yang berada di pojok persimpangan jalan RT 01 RW 01 Kampung Ngebruk, Mangunsari, Tugu, Semarang tersebut.
Saat itu, empat ibu sedang asyik membuat adonan makanan. Mereka sedang asyik membuat bolu mangrove untuk memenuhi pesanan pelanggan.
Mangrove dibuat bolu? Ya, ibu-ibu Kampung Ngebruk itu memang membuat bolu mangrove. Mangrove atau dikenal pula dengan sebutan bakau, adalah tumbuhan pantai tropis yang mampu menyesuaikan diri dan tumbuhan di daerah tergenang air pasang-surut.
Namun, tak sembarang mangrove yang digunakan. Untuk menghasilkan kualitas baik, mangrove api-api (Avicennia marina) yang cocok untuk membuat bolu.
Produksi bolu mangrove yang baru berjalan 2008 itu, dikerjakan oleh Kelompok Pengolah Hasil Tambak dan Laut "Karya Mina Mandiri" di desa itu. Kelompok yang diketuai Nurchayati (44) itu, tak jarang kebanjiran order.
terlebih ketika ada undangan bazar, seminar, dan pelatihan di kampus atau instansi pemerintahan. Mamak (panggilan akrabnya) bersama 20 wanita Ngebruk berusaha tak mengecewakan pemesan.
"Waktu itu, istri Pak Bibit dan istri Pak Marmo pesan ke kami, untuk acara kantor," kata Juriyah, wakil bendahara kelompok yang didirikan 1997 itu.
dengan modal patungan Rp 100.000, mereka dapat membeli bahan untuk membuat bolu, seperti telur ayam, gula pasir, tepung terigu, baking pouder, dan margarin. Sementara, mangrove sebagai bahan utamanya, tinggal mengambil di tambak.
Buah brayu, buah pohon mangrove, yang telah diambil, kemudian dikupas kulitnya dan diambil bagian dalam. Buah dibelah jadi empat bagian, dibuang putiknya, dan direndam. Proses perendamannya memerlukan waktu dua hari, dengan penggantian air per enam jam. "Tujuannya, untuk menghilangkan getah yang bisa menyebabkan rasa pahit," ujar Juniyah.
Setelah semua bahan diaduk merata, dioven selama 30 menit, makanan berwarna cokelat kehijauan itu siap disajikan.
tentunya akan semakin terasa ketika masih hangat. Bolu itu dijual seharga Rp 35.000 per loyang besar dan Rp 7.500 per loyang kecil.
"Selain untuk menghilangkan rasa lapar, bolu mangrove juga berguna untuk kesehatan, yakni menurunkan kolesterol dan mengurangi sakit maag," ujar Masfuah, sekretaris.
Bolu tersebut dimaksudkan untuk diperkenalkan kepada masyarakat luas, bahwa banyaknya manfaat dari buah mangrove. Salah satunya untuk membuat bolu. karena di situ menyimpan karbohidrat, energi, lemak, protein, dan air.
Deni Setiawan

0 komentar:

Posting Komentar